Alasan Tak Disarankan Pakai Loofah saat Mandi

Alasan Tak Disarankan Pakai Loofah saat Mandi

 Loofah atau sabut plastik digunakan banyak orang untuk mandi dengan tujuan untuk membersihkan sel kulit mati dan kulit pun lebih bersih. Namun dermatolog punya pendapat sendiri tentang penggunaannya. Perhatian utama adalah kebersihan dan risiko infeksi kulit karena bakteri yang berkembang di loofah.

Secara tradisional, loofah dibuat dari serat di dalam buah tanaman luffa yang biasa digunakan sebagai spons untuk scrub alami dan mengelupas kulit. Tanaman ini adalah keluarga Cucurbitaceae yang termasuk juga labu dan mentimun, kemudian dikupas dan dikeringkan untuk membuat spons loofah.

Loofah sudah sejak lama digunakan untuk mandi karena mengandung zat yang bisa mengelupas kulit selain membersihkan dan melembutkan kulit. Versi sintetisnya terbuat dari plastik atau material lain yang umum digunakan saat ini.Alasan tak dianjurkan pakai loofah
Biasanya, loofah dibiarkan di kamar mandi setelah digunakan. Lingkungan yang lembap pun menjadi area berkembangnya bakteri di loofah dan menjadi berbahaya karena menjadi penampungan mikroba, menurut MedicineNet.com. Karena digunakan untuk menggosok sel kulit mati, sel-selnya pun menyumbat pori-pori spons dan memicu pertumbuhan bakteri.

Jenis bakteri yang umum berkembang di loofah adalah spesies Pseudomonas dan Enterobacteriales, jelas National Library of Medicine Amerika Serikat. Loofah yang terkontaminasi dikaitkan dengan kasus folikulitis Pseudomonas, infeksi kulit yang disebabkan bakteri  Pseudomonas aeruginosa yang biasa bersarang di bak berendam air panas, kolam, atau spa publik.

Dermatolog menyarankan penggunaan loofah hanya 1-2 kali seminggu dan hindari memakainya setelah bercukur agar bakteri tidak masuk ke luka kecil akibat pisau cukur. Loofah juga disarankan diganti setelah 3-4 minggu penggunaan. Loofah plastik bisa bertahan dua bulan. Jika sudah menunjukkan tanda berubah warna atau kempis, segera ganti.

Exit mobile version